Penyiksaan yang dilakukan Ibu Feri terbentur faktor ekonomi, ibu yang diduga gila lantaran tertawa melihat anaknya yang terbaring tidak berdaya. Diduga, hal tersebut ia lakukan lantaran masalah ekonomi yang menjeratnya.
Yani tinggal di sebuah kamar berukuran 3 x 2 meter di Jalan Baru, Kampung Kebon Bayem, Kelurahan Papanggo, Jakarta Utara. Di kamar tersebut, Yani melakukan aktivitasnya mulai dari tidur, memasak. Namun untuk mandi, cuci, dan kakus, mereka menggunakan kamar mandi umum di dekat rumah.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Yani menjalani profesi sebagai pekerja seks komersil yang berada tidak jauh dari tempat tinggalnya. Di Jalan Baru, Yani tinggal sekira 2,5 tahun. Sebelumnya, wanita berusia sekira 35 tahun itu tinggal di kawasan Pademangan. Yani yang tinggal single parent itu, harus bekerja keras menghidupi kedua anaknya.
Sedangkan sang suami, tidak ada satu tetangga pun yang mengetahuinya. “Informasi nya, 12 tahun yang lalu si suami pergi dan sampai sekarang tidak tahu di mana,” paparnya. Sebelumnya, Feri terpaksa harus dirawat di RS Koja karena mengalami patah tulang tangan dan kaki. Tak hanya itu saja, bocah lima bulan ini juga menderita gegar otak setelah dianiaya ibu kandungnya sendiri.